Bersama temen-temen bloger
Kalau ngomongin lukisan, maka lukisan pertama dari Indonesia yg gue ingat adalah lukisan 'Nyai Roro Kidul', rasanya lukisan tersebut adalah selalu yg menjadi fenomenal, sebuah lukisan yg menggambarkan sosok perempuan cantik penguasa laut selatan. Gue yakin sebagian orang di Indonesia pernah melihat lukisannya atau mungkin mendengar kisah-kisahnya. Well, gue sendiri gak tau siapa yg membuat lukisan tersebut, memang sebagian orang hanya menikmati hasil tanpa mau mengetahui siapa atau seperti apa prosesnya. Kayak gue ini ya, hehe. Dan beruntungnya, beberapa waktu yg lalu gue berkesempatan hadir ke pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional Indonesia. Jadi, gue sekarang udah tau kalo pelukis lukisan 'Nyai Roro Kidul' adalah Basoeki Abdulloh, setelah datang ke pameran tersebut.
Gue beserta beberapa bloger lain mendapat undangan dari JadiMandiri untuk datang melihat-lihat pameran lukisan tersebut, sebuah kesempatan yg sepertinya sangat disayangakan jika harus dilewatkan. Dan jika harus jujur, gue memang tidak terlalu memahami 'dunia' lukis-melukis, apalagi sampai mengetahui maestro-maestro pelukis di Indonesia, adalah sebuah kesotoyan memang jika berbohong mengaku sebagai anak seni yg setiap kali ditanya lukisan malah jawabnya cuma cengengesan.
Adalah pertama kalinya juga mengunjungi pameran lukisan seperti ini, bahkan langsung dihadapkan dengan lukisan-lukisan bersejarah yg biasanya hanya disimpan sebagai koleksi istana kepresidenan saja. O ya, buat kalian yg memang berminat tentang dunia lukis-melukis, bisa datang langsung ke pameran lukisan 'Senandung Ibu Pertiwi' ini ke lokasi di Galeri Nasinal Indonesia yg beralamat di Jl. Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat (dekat Stasiun Gambir) dan dibuka dari jam 10.00 sampai 20.00 WIB. Pameran ini juga hanya berlangsung dari tanggal 2 sampai 30 Agustus 2017 saja.
*
Ketika pertama kali memasuki ruangan pameran tersebut, kami sudah disuguhi lukisan karya Makovsky (Pelukis kondang dari Rusia), salah satu karya yg pernah dikonservasi pada 2004 yg lalu dalam sebuah layar LED yg besar. Ya, meski hanya ditampilkan dalam bentuk digital, tapi secara keseluruhan gambarnya sangatlah mendetail. Mungkin alasan tidak menampilkan yg asli karena susah mengangkut lukisan yg berukuran jumbo tersebut ke lokasi. Daripada rusak atau dirampok di tengah jalan, kan?
Kebayang gak, gue yg tidak paham sama sekali tentang lukis-melukis tiba-tiba sok keren nganguk-ngangguk di depan sebuah lukisan yg sudah bertahun-tahun dibuatnya itu? iya, persis seperti orang yg baru pertama kali pacaran, bingung mau ngapain dulu. (Loh apaan ini?!)
Beruntungnya, gak harus searching google juga, gue bisa langsung tau arti dan makna dari lukisan-lukisan yg ada di sana dengan cara bertanya langsung ke pemandu atau apalah namanya itu, yg pasti tanya aja ke orang yg berseragam merah-merah di sana. Ingat, gak usah tanya berlebihan, misalnya tanya "ini lukisan siapa? dibuat dari apa? pas ngelukisnya jam berapa ya?" sambil nyoret-nyoret lukisannya pake paku. Nanti kalian malah kena getok oleh petugas di sana.
Sedang melihat lukisan Djika Tuhan Murka karya Basoeki Abdullah
Dari sekian banyak lukisan, ada beberapa yg menjadi favorit gue, salah satunya adalah lukisan yg berjudul, 'Djika Tuhan Murka' yg ternyata masih karya dari Basoeki Abdullah. Entah kenapa, dari sekian lukisan, karya-karya beliau ini menurut gue adalah yg paling keren (selain lukisan 'Nyai roro kidul'). Gue yg selalu mengamati terlebih dahulu lukisan tersebut dan baru membaca siapa pelukisnya setelah puas melihat, selalu takjub akan karya tersebut. Lukisan karya Basoeki Abdullah ini rasanya selalu memanjakan mata kepada setiap yg melihatnya, keindahan visual dan naturalisme yg selalu menjadi ciri khasnya. Tapi, selain karya dari Basoeki, juga banyak lagi karya-karya dari pelukis lain, seperti lukisan dari Raden Saleh Syarif Bustaman dengan judul 'Harimau Minum', Barli Sasmitawinata dengan judul 'Perempuan Berkebaya', Alimin Tamin dengan judul 'Tiga Pedanda' dan masih banyak lagi dari pelukis-pelukis lainnya.
Karena saat memasuki area pameran tidak diperbolehkan membawa kamera dan hanya diperbolehkan membawa kamera ponsel, maka gue semampunya memfoto luksian-lukisan tersebut menggunakan kamera ponsel yg gue punya, alasanya sih simple: Gue gak punya kamera yg bagus. hehe.
Beberapa pengunjung yg sedang melihat-lihat lukisan
Carel Lodewijk Dake Jr.
Lukisan Pura di Atas Bukit (Cat minyak pada panel kayu, 73 x 51 cm)
Basaoeki Abdullah
Nyai Roro Kidul, 1955 (Cat minyak pada kanvas, 160 x 120 cm)
Ada 48 lukisan dari 41 pelukis yg dipamerkan di 'Senandung Ibu Pertiwi' ini, dan satu sama lainnya saling berkaitan secara tematik: seperti Keragaman Alam, Dinamika Keseharian sampai Tradisi dan Identitas serta mitologi dan religi. Semuanya komplit mengisi setiap sudut dinding di pameran tersebut. Dari 48 lukisan tersebut, gue cuma bisa beberapa saja menampilkan di blog ini, seperti gambar di atas tadi. Kalau semuanya dimasukin, nanti blog gue malah jadi seperti feed Instagram yg tidak berfaedah. Maka datanglah ke sana ya, teman-teman.
Selain lukisan, di sana kita juga bisa melihat sejarah arsip dan dokumen tentang seni lukis pada jaman dulu. Mulai dari dokumentasi Soekarno di National Gallery O Arts - Amerika Serikat 1956, foto Soekarno beserta pemimpin besar Tiongkok Mao Zedong sedang melihat koleksi buku Soekarno, dekade 1950 dan masih banyak lagi arsip-arsip lain, salah satunya sosok "Rini" yg menjadi wanita misterius dalam karya lukis presiden Soekarno. Semuanya bisa dilihat di pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi.
Selain lukisan, di sana kita juga bisa melihat sejarah arsip dan dokumen tentang seni lukis pada jaman dulu. Mulai dari dokumentasi Soekarno di National Gallery O Arts - Amerika Serikat 1956, foto Soekarno beserta pemimpin besar Tiongkok Mao Zedong sedang melihat koleksi buku Soekarno, dekade 1950 dan masih banyak lagi arsip-arsip lain, salah satunya sosok "Rini" yg menjadi wanita misterius dalam karya lukis presiden Soekarno. Semuanya bisa dilihat di pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi.
Pengunjung sedang melihat asrip dan dokumen (fokus)
Buat kalian yg suka berkegiatan, ada beberapa jadwal yg diadakan oleh panitia di sana, salah satunya:
Workshop Melukis Tas Kanvas Bersama Komunitas Difabel
Tanggal 10 Agustus 2017
Diskusi para pakar: Menjaga Ibu Pertiwi
Tanggal 19 Agustus 2017
Lomba Lukis Kolektif Tingkat Nasional
26 Agustus 2017
Workshop Menjadi Apresiator Seni Terhebat se-Jabodetabek, dan
29 Agustus 2017
Tur Galeri
Setiap Sabtu dan Minggu jam 10.00 WIB.
*
Mungkin, 'Senandung Ibu Pertiwi' ini adalah gambaran cara pandang masa lalu tentang kehidupan, di mana cara pandang tersebut berdampak pada sejarah yg kita pelajari dikemudian hari, seperti sekarang ini. Gue beruntung, bisa datang ke pameran lukisan ini, jadi sedikit lebih paham akan arti pentingnya menjaga dan menghargai sebuah karya.
Dalam menyambut 72 tahun kemerdekaan RI ini, gue berterima kasih kepada Kementrian Sekretariat Negara yg udah menyelenggarakan pameran lukisan koleksi istana kepresidenan untuk yg kedua kalinya di GalNas ini, semoga tahun depan bisa lebih luarbisa lagi. Juga terima kasih kepada JadiMandiri yg udah repot-repot ngajakin ke Pameran Lukisan: Senandung Ibu Pertiwi.
Dan buat temen-temen, kuy dateng ke GalNas! Ramaikan pameran lukisannya.
_____________________
Sumber gambar:
1. foto dari @jadiMandiri
2. lainnya - Dokumen Pribadi
38 Comments
Yang lukisan karya Makovsky itu keren, tapi engga ngerti maksudnya apa ._.
BalasHapusTerima kasih pelukis, sebelum ada kamera seperti sekarang, merekalah yang menggambarkan dan memvisualisasikan kejadian atau tokoh pada masa lalu #apaansi
Btw, Mona Lisa engga ada bang?
Yg Makovsky itu lagi di pesta pernikahan ala eropa.
Hapusgak ada. ehe. kan itu khusus koleksi negara.
Tanpa disuruh dateng, kalau emang lagi pengin mah gue sering main ke sana. :p
BalasHapusBasoeki Abdullah mah emang keren karyanya, Yan. Tapi favorit gue tetap lukisan Raden Saleh dan Affandi. Nggak tau kenapa, feel-nya pas ngelihat begitu mantap. :))
berarti kayak yg suka kopi sama yg suka nge-teh.
Hapuskeren jika aku nisa jauga Mengunjungi Pameran Lukisan "Senandung Ibu Pertiwi" di Galeri Nasional ini,,, hehe
BalasHapusoy q tunggu kunjungan baliknya ya,,,
Gus suka iri sama yang jago ngelukis, desain, pokoknya yang berbaur seni.
BalasHapusPamerah yang jarang banget pasti itu ya..
Mau kesana ahhh...
Datenglah Cup... setahun sekali loh. hehe
HapusAku jg suka banget ketika tuhan Murka. Waktu pertama kali lihat di Istana Bogor langsung tersadar mudah banget buat Allah memBolak balikkan nasib.
BalasHapusiya ya, dari alam yg sebegitu gedenya, Allah bisa langsung membalikan nasib. :)
Hapuseh apa ini :D
Nice.
BalasHapusMales ah sama dian. gak pernah ngajak kuy
BalasHapusKuy kita... kuy?
HapusBentar, itu foto pengunjung kok mesra banget di belakang hiks :(
BalasHapusoiya bahas soal lukisan, sepakat banget, lebih senang melihat dulu karyanya baru membaca keterangan. Kapan-kapan ke sana bareng lagi, ayo ~
BalasHapusayo.. eh bentar, ke sana mau lihat lukisan apa mau minta difotoin? :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusPerhatian banget ya sama Windi sampe dieditin dulu. Jadi udah dibeliin freshcare hello kity belum, Yan?
BalasHapusTiwi...
Hapushahah makasih yan editan potonya. comot ahh
BalasHapusYa Tuhan, ada berapa kata fokus di sini...
BalasHapusSosok misterius Rini ngingatin sama tokoh fiksi Rani-nya Yoga deh, Dian. Sama-sama misterius ye kan. Tapi Rani itu dari cerita mes... ra. Nggak ada nilai sejarahnya :( HAHAHAHAHA.
*kabur sebelum digetok Yoga*
Untuk Rini, sejarahnya yg tau hanya pak Karno mungkin, begitupun dengan sosok Rani.. hahya Yoga yg tau. ehehe
HapusItu bisa ngepas gitu shoot orang pelukan...
BalasHapusBener, apresiasi Lukisan perlu digalakkan lagi terutama Lukisan berunsur nasionalisme
haha, bisa aja.
Hapussemoga tahun depan koleksi negara-lainnya biasa dipamerkan juga yah.
Untungnya ada banyak pemandu yang siap menjelaskan makna di balik lukisan. Saya jadi lebih paham dikit dikit dan menghargai karya seni koleksi istana
BalasHapusjangan sampe salah tanya ke pwmandu, misalnya, "udah makan?"
HapusJadi semakin tahu tentang dunia lukis dan isi lukisan istanan negara ya :)
BalasHapusjadi semoga sudah bisa melukis. :))))
HapusIh sama, dari semua lukisan, saya juga paling terpukau sama Nyai Roro Kidul. Oh ya, ada satu lagi, itu loh lukisan petapa di gua. Keren banget ya. Dari menikmati lukisan-lukisan luar biasa di Galeri Nasional ini, saya juga jadi berasa dibawa ke masa silam lho. Indonesia itu negeri yang indah. Pantas saja banyak negara di luar sana menginginkannya.
BalasHapusmemang yg paling legendaris 'nyai roro kidul' juga yg paling banyak orang lihat di sana, ya.
Hapusah seru acaranya
BalasHapuslukisan basuki abdullah itu juga keren banget
pengen ikutan tur galeri karena aku ga begitu paham lukisan
coba aja datang ke sana, masih ada waktu kok sampe akhir agustus 2017 ini.. kuy!
Hapusanjaaayyyyyy
BalasHapushal pertama kenapa nyi roro kidul cobaa???
apa karena doski cantik dan seksi macem model victoria secret makanya kamu keingetan terus???
eh lucu,
aku dsini dan bali liat lukisan bukan hal baru lagi, dan emang ada musium kayak koleksi pribadi macem Le Maeyur yang tiket masuk ke sana cuma yang duapuluh rebu doang kamu uda bisa selpa-selpi bareng lukisan-lukisan dia.
eh tapi sempet gagal pukus sama lukisan yang KEtika Tuhan Murkaaa... keren gilak. sumpadaaa
Gak gitu juga, haha.. keinget mitos2nya aja sih...
Hapus20rebu, dan yg ini gratis loh. ehehe.
nah, keren kan :)
Itu lagi di musium mana mass, karya karya nya keren.
BalasHapusMuseum Galeri Nasional, Jakarta. :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusPosting Komentar
Terima kasih untuk waktunya, berikan komentarmu di sini.