Setiap kali dalam perjalanan pulang dan mengendarai motor, entah kenapa pikiran gue selalu tidak fokus kalau ada hal yg belum terselesaikan, seperti masalah kerjaan atau pertanyaan-pertanyaan yg belum sempat terjawab. Setelah dipikir-pikir lagi, beberapa tulisan  di blog ini juga 50%-nya adalah hasil dari pemikiran saat mengendarai motor. Bisa gitu ya?

Gue sendiri sebenarnya sangat menghawatirkan hal-hal seperti ini, jalanan-jalanan di Bekasi atau jalan lainnya yg sering gue lewati itu banyak banget mobil-mobil besar, moge, taksi online, penjual tahu gejrot atau semacamnya yg bisa aja kalau gue lagi gak fokus, kemudian kena srempet dari belakang, atau gue malah masuk jalur cepat yg dikhususkan untuk roda empat akibat ketidak-fokusan itu sendiri. Pas masuk, kena tilang, "dua juta rupiah, mas!" Mantap! langsung jatuh miskin.

Seperti beberapa waktu yg lalu, saat gue ketemu temen-temen di salah satu restoran siap saji di sekitar Jakarta. Saat berbincang-bincang dengan temen-temen, pasti bakalan ada aja yg menceritakan banyak hal, tentang kerjaan, kuliah, ngomongin jualan produk terbarunya atau mungkin sekalian ngomongin kisah asmara yg lagi pahit-pahitnya. Ya! namanya juga sama temen, pasti bakalan banyak banget topik hangat yg 'wajib' diomongin, mungkin sampai ada yg nangis gara-gara habis curhat kalau dia di-PHP-in cowok gebetannya setelah beberapa tahun jalan bareng, gak ditembak-tembak, kasihan. Atau mungkin juga sampai diusir gara-gara kelamaan nongkorong tapi beli makanannya sekali doang.

Sampai pada akhirnya basa-basi itu datang kepada gue, dengan beberapa pertanyaan dari temen-temen yg saat itu belum bisa gue jawab. Pertanyaan-pertanyaan yg cerita dasarnya mereka sudah tau, tapi tetap saja masih menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tambahan soal kelanjutan cerita kampret yg pernah gue alami.

"Sekarang kamu gimana?"

"Kamu sekarang sama siapa?"

Yg tentu saja gue jawab "Masih sendiri" dibumbui dengan senyuman manis dari mulut yg sudah kesal akan pertanyaan-pertanyaan tambahan lainnya. Dan saat masih banyak pertanyaan lain yg belum bisa atau gak mau gue jawab, saat itu gue cuma bilang,  "INI BISA DIHIPNOTIS AJA GAK NIH!!?" Atau kalo bisa tadinya mau pura-pura kesurupan sambil jambakin rambut satu-satu, "AARRGH.. ARRGHH AING MACAN..  MACAN CISEWUU!!"

..."itu harimau, kak :)"

Tapi, saat itu gue masih menimbang-nimbang antara harus gue jawab atau tidak, karna yg gue tau, mereka hanya penasaran akan cerita-cerita gue itu, dan kemudian mungkin akan ditertawakan kemudian hari, meski  diantara temen-temen lainya ada yg peduli mungkin. Ya namanya juga kisah-kisah receh seperti yg ada di FTV, gue yakin pasti hampir setiap orang yg udah gede pernah mengalami yg namanya patah hati. Meski tingkat patah hatinya baru sampai level 'gebetannya ditikung'.

Setelah selesai ngobrolin banyak hal yg sebenarnya malah bikin risih orang lain di meja sebelah, kamipun pulang ke tujuan masing-masing, dan gue pulang mengendarai motor sendirian dari Jakarta menuju Bekasi, jaraknya yg lumayan jauh, sekitar satu-jam-kurang dengan kecepatan yg lumayan... macet.

Dengan  memakai helm yg kacanya sudah dilepas gara-gara sering naik-turun gak jelas, gue mulai memikirkan obrolan-obrolan saat di restoran siap saji sebelumnya. Pikiran itu muncul begitu saja mengalahkan suara klakson mobil dan motor di saat lampu merah, seolah-olah sedang ada yg berbisik keras di dekat telinga kanan dan kiri. Seperti ada banyak sekali pertanyaan yg masuk ke dalam kepala, yg padahal inti dari pertanyaan mereka hanyalah ada satu, tapi dibuat menjadi ribuan pertanyaan, mulai dari satu orang dan merembet ke orang lain  yg masih penasaran akan  kelanjutan kisahnya.

Saat dalam perjalanan pulang sambil mengendarai motor itu, gue masih membayangkan wajah-wajah mereka yg sempat berebut saling bertanya, seperti sedang menanyai pelaku penipuan travel umroh, ada yg sudah lebih dulu tau, ada yg baru setengah tau, dan bahkan ada yg sama sekali belum tau dan memaksa gue untuk menceritakannya dari awal. Dan pada saat itu, gue hanya menjawab seadanya, masih lengkap dengan senyuman seperti biasanya. Seperti ini,

:)

Sebuah senyuman yg jika digambarkan akan menjadi senyuman yg komplit dengan cengengesan.

Tapi jujur, gue bukan orang yg mudah cerita kepada setiap orang, apalagi curhat langsung kepada sekumpulan orang banyak, sumpah! gue gak biasa. Ya, walapun pernah curhat di grup Whatsapp dan malah menimbulkan keributan masal, itu juga cukup gue sesali, tapi 50% gue bersyukur gak memendam apa yg sedang gue rasakan sendirian. Karena pada dasarnya, memendam perasaan itu gak baik, dan curhat itu sangatkah penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, eaa~. Eehehe (tampol pake botol  kecap).

Gue pikir, apa yg terjadi kepada setiap orang, itu adalah hak mereka antara mau menjawab atau tidak, sama halnya dengan gue sendiri, cukup dengan memberi tau seadanya tanpa panjang lebar, tanpa menceritakan dengan lengkap apa yg telah terjadi, itu sudah cukup. Biarkan saja mereka-mereka yg sedikit tau itu berpendapat sesuai isi kepalanya masing-masing, dan biarkan sebagian cerita yg pernah gue alami itu gue simpan untuk diri sendiri, disimpan rapat-rapat sebagai arsip kenangan. Lagian kalo dihapus juga kayaknya gak mungkin.

**
O ya! kalian pernah gak, punya orang yg kalian sayang meninggal? terus setiap ada temen yg ketemu nanyain mulu atau memberi ucapan belasungkawa. Gimana perasaanya? Iya kira-kira seperti itu contoh kecilnya, bagaimana kita akan merelakan orang lain, saat masih ada yg mengingatkan kita tentangnya. Itu memang wajar-wajar aja sih, artinya masih ada orang yg peduli tentang kita, dan tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Eh bentar, itu hanya gambaran aja tentang bagaimana perasaan seseorang saat kehilangan, kalo yg gue alami itu beda lagi, lagian orangnya masih ada kok, dan kami masih baik-baik aja, masih berkomunikasi meski tidak sesering dulu lagi. Terkadang juga masih menertawakan ketika gue sedang mencoba untuk melucu, meski gue akui sebenarnya yg gue omongin gak ada lucunya sama sekali. Seperti, "Eh itu gelas yah?" sambil menunjuk ke tong sampah.

Tulisan ini tidak bisa dilanjutkaadkadnkadbba.nfef74g7rtruiehoiDINIENawdhwiDIdhinkan.

**
Jadi, apa cuma gue aja yg sering mendapat pikiran-pikiran tidak wajar saat berkendara? Kalian gimana? Atau kalau boleh tau, ide menulis biasanya didapat saat lagi ngapain? Coba kasih tau di kolom komentar.

gak apa-apa kalo fotonya gak nyambung sama tulisan. yg penting ada motornya :(

*
A&W Harapan Indah, Bekasi
28 Agustus 2017
Sudah menghabiskan dua porsi kentang goreng.