Tulisan ini pertama kali saya tulis dalam Catatan Facebook beberapa waktu lalu. Sebuah catatan yg ditulis ketika saking tidak sadarnya sudah main facebook lama, 3 jam! scroll-scroll tidak jelas, sampai akhirnya saya sadar beberapa hal. Ya, beginilah jadinya.


Teman Lama
Begitu banyak teman yg sudah hampir saya lupakan karena begitu cepatnya waktu berlalu, diantaranya mungkin hanya bisa dikenali wajahnya, sebagian namanya sudah samar-samar teringat. Terkadang, ketika bertemu dengan seseorang teman di suatu waktu, kemudian sama sekali tidak ingat namanya, itu merupakan hal yg sedikit memalukan. Tapi, ya, mau gimana lagi (?)

Kebanyakan teman yg sempat bertemu di dunia nyata, berteman  di facebook, teman sekampung, teman masa sekolah SD, SMP sampai SMA, mereka-mereka diantaranya masih hilir mudik di linimasa facebook, dan beberapa lainnya mungkin sudah memiliki kehidupan yg  berbeda, dan sudah tidak sempat bermain dengan dunia maya, ataupun  ketika mendengar kata 'facebook' mereka hanya akan berkata; "Buat apa?", kalau sudah mendapat yg di inginkan.

Saya sendiri sesekali membuka facebook, tapi sangat enggan untuk update status. Alasan satu-satunya yg saya suka dari facebook, ialah karena fitur “On This Day”, salah satu fitur yg di mana mengembalikan memori-memori  masa lalu, kenangan-kenangan manis, kenangan brengsek, dan mungkin beberapa kenangan yg tidak terlalu penting lainnya dari satu fitur bernamakan “Status di masa lalu” itu. Ya, bodoh memang ketika masih ‘melihat ke belakang’, tapi, bukankah itu baik untuk sekedar instropeksi diri? Asal jangan kebablasan saja, sih, baper, misalnya.

Beberapa kali juga, saya sempat menon-aktifkan akun facebook, dan tidak lama kemudian sangat 'gatal' begitu ingin mengaktifkannya kembali, saya berpikiran  bahwa facebook-an hanya buang-buang waktu, melihat orang-orang dengan kehidupannya yg semakin baik, upload dengan mobil baru, ada sebagian yg sedang berkeluh kesah, sedang gundah-gulana hatinya, teman yg sudah menikah, mantan yg sudah punya anak, dan berbagai macam kegiatan lain  yg mereka-mereka publikasikan. Lantas, “Kenapa  saya begini-begini saja?” Pemikiran seperti itu terkadang muncul begitu saja ketika melihat aktivitas teman-teman yg sudah lebih dulu sukses dari saya, tanpa melihat betapa jatuh bangun sebelumnya. Ya, rasa syirik memang terkadang selalu muncul di diri manusia. Salah satunya di diri saya yg kurang memperdulikan  rasa syukur.

Beberapa waktu yg lalu, ketika saya mengaktifkan lagi akun facebook milik saya, ada satu pesan dari salah satu teman lama, “kemana aja nih?” dan  berlanjut ke percakapan-percakapan lainnya. Mengenang masa-masa ketika masih sering main bersama memang menyenangkan. Waktu yg lama namun terasa singkat ketika di ingat, cukup untuk menciptakan sebuah kenangan yg akan di ingat kemudian hari. Seperti masa kini yg mengenang masa lalu.

Sebenarnya, bukan sudah bosan bercengkrama bersama teman-teman di sosial media yg katanya ‘saling berteman’ ini, hanya saja saya selalu berpikiran bahwa facebook saat ini hanya berisi orang-orang yg nyari untung, bukan nyari teman lagi.

Bahkan, seperti yg sudah-sudah, yg selalu membuat saya kesal ketika kembali membuka akun dan saling berhubungan dengan teman lama, biasanya mereka, kalau bukan menawarkan asuransi, MLM, atau yg lebih parah meminjam uang lalu sampai beberapa tahun lamanya tidak kunjung dibayar. Tidak ada kabar sama sekali, menghilang tanpa jejak seperti masuk ke lubang hitam yg entah berada di galaksi mana. Sampai pikiran-pikiran tidak waras lainnya mucul.

Tapi ternyata, dugaan saya memang berlebihan, saya lupa kalau masih ada teman baik di dunia maya ini, tidak semuanya mencari untung semata, sih. Akan tetapi mungkin semua itu memang sudah menjadi kerjaan mereka, mereka yg mencari rejeki dengan caranya masing-masing, cara yg bahkan mereka sendiri tidak suka, tapi harus dijalani karena menuhankan 'Kebutuhan/keinginan',

Mau gimana lagi?

Dan karena kita sudah tidak hidup di masa lalu, kita bukan anak sekolah lagi, kita hidup sebagai orang yg mungkin sudah dewasa, sudah saatnya bijak, tidak usah terlalu berprasangka buruk terhadap sesama. Untuk urusan rejeki, kan  sudah ada yg mengatur, tinggal kita yg mengelola nasibnya saja dengan baik, seperti perkataan salah satu teman saya, "Standar hidup orang berbeda-beda", demikianlah kenyataanya, tidak usah terlalu iri pada kehidupan orang lain, karena pada dasarnya kita menjalani hidup yg sama, hanya caranya saja yg berbeda.

Memang, yg namanya manusia, terkadang kita membenci sesuatu hal yg bahkan belum dijelaskan, dan bisa jadi kebencian terhadapnya itu salah. Jangan sampai~


Sebentar, ini kok sudah ngalor-ngidul ya tulisannya?!!

Halah, nulis apa ini! cukup sampai sini saja catatannya, kalau panjang-panjang nanti malah dikira struk belanja bulanan anak presiden. Saya hanya berdo’a dan berharap, semoga teman-teman saya dalam keadaan baik dimanapun berada, yg sudah sukses, yg masih berusaha, yg baru sarjana, yg baru menikah, yg sudah punya anak, yg tidak ada kabar, semoga semuanya dalam keadaan baik...

Teman lamaku..

Facebook, Desember 2017

Dian Hendrianto

***
Versi catatan facebook bisa dilihat di sini; Teman Lama